ZAKAT SATU PEMBINAAN EKONOMI
spesialisasikan menjadi Zakat satu Sistem Perekonomian dan Zakat
satu Sistem anggaran.
1. Zakat satu Sistem Perekonomian.
Al-Quran menurut sunnah Rasul mengenal hanya dua sistem perekonomian, yang oleh Surat
Ar Ruum ayat 39 menjelaskan demikian Artinya :
wamaa aataytum min riban liyarbuwa fii amwaali alnnaasi falaa
yarbuu 'inda allaahi wamaa aataytum min zakaatin turiiduuna wajha
allaahi faulaa-ika humu almudh'ifuuna
“Dan tidak adalah yang kalian ujudkan, atas pilihan Zdulumat menurt S-Sy apapun, menjadi sistem Perekonomian model Riba guna kalian menyadap keuntungan dalam lalu-lintas harta sesama
manusia maka Riba satu Sistem Perekonomian yang mereka lakukanitu bukanlah system redha Allah. Sebaliknya tidak adalah yang kalian ujudkan, dengan pilihan NUR yakni AQMSR ini, menjadi Zakat
satu Sistem Perekenomian niscaya kalian mengingini redha Allah menurut Sunnah Rasul ini maka mereka yang demikian adalah orang-orang yang mendapat kehidupan-ganda (di dunia hasanah
dan Akhirat juga Hasanah) yang demikian beruntung”.Watak dari Riba satu Sistem Perekonomian untuk mana orang yang ber-IMAN di minta menjauhkan diri oleh Surat Ali Imran ayat 130menegaskan demikian,
Artinya :
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu alrribaa adh'aafanmudaa'afatan waittaquu allaaha la'allakum tuflihuuna
“Wahai orang yang telah menyatakan diri hidup berpandangan danbersikap dengan AQMSR : Janganlah kalian hidup makan-minum menurut Riba satu Sistem Perekonomian yang ganda menggandakan keuntungan menurut cara presentasi yang demikian bedebah, dan
berbuat patuhlah kalian, dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul ini, semoga kalian, dengan AQMSR ini, dapat menenangkan satukehidupan yang demikian agung”.
Singkatnya Riba satu Sistem Perekonomian terkutuk oleh Hadits menegaskan demikian ,
Artinya ;
“Setiap investasi modal yang menyadap keuntungan adalah Riba”.
Singkatnya Riba satu Sistem Perekonomian adalah meliputi produksi, distribusi dan konsumsi, kesemuanya dalam bentuk dimana manusia menjadi Subjek dan semua selainnya adalah Objek,
sehingga berujud Sosial Piramid.Sebaliknya ZAKAT satu Sistem Perekonomian adalah juga meliputi
produksi, Distribusi dan Konsumsi.a. ZAKAT satu Sistem Produksi.
Zakat satu Sistem Produksi maka faktor-faktornya kita bagi menjadi
sebagai berikut :
a).Alam semesta adalah milik Allah,
Surat Baqarah ayat 107, Surat Ali Imran ayat 189, Surat A‟rafayat 158, Surat Taubah ayat 116, Surat Furqan ayat 2, Surat Zumarayat 44, Surat Zuohruf ayat 85, Surat Syuura ayat 49, SuratJatstsiyah ayat 26, Surat Fath ayat 14, Surat Hadid ayat 2 dan 5,Surat Buruj ayat 5, Surat Ma‟dah ayat 18, 40, dan ayat 120, SuratNur ayat 42, dsb., menegaskan demikian,
Artinya :
“Dan seperti halnya kemampuan hidup semesta angkasa dan bumi ini satu milik menurut Allah, begitulah semesta kebudayaan/peradaban, yakni menurut-Nya dengan pembuktian
Sunnah Rasul adalah satu penataan kehidupan yang demikian revolusioner”.
Yang demikian ini secara umum adalah tersimpul dalam Surat Al-Fatihah memfungsikan ayat 4, yang sudah kita sitir diatas.Diantara yang paling penting kedudukannya dalam perekonomian
dari ke semua ini adalah kedudukan tanah
b). Kedudukan Tanah.
Sudah kita sitir diatas Surat ar Rahman ayat 10 – 12
bawa Allah memfungsikan Bumi, berikut panennya, adalah untuk seluruh makhluk.( Jadi hak manusia hanyalah hak usaha atas perintah Allah menurut Sunnah Rasul-NYA, dus tidak boleh pemilikan makhluk baik individuil maupun secara golongan/kolektip ).
Yang demikian perintah Hadits yang menegaskan demikian,
Artinya :
“Siapa yang menguasai sepetak tanah maka hendaknya dia menganggap sendiri atau jika tidak demikian, menyerahkan kepada saudara se-Iman-nya cuma-cuma, untuk mana dilarang sewa-tanah,
dilarang kuli-tanah, juga tidak boleh bagi hasil”.
Didalam Hadits lain malah nabi Muhammad saw. lebih mempertegas
lagi :
“jika tidak mau digarap sendiri maka rampaslah”.Jadi didalam Zakat satu Sistem Perekonomian umumnya dan Zakat satu Sistem produksi khususnya tidak boleh ada pemilikan tanah individuil tanpa digarap sendiri (fiodalisme) juga tidak boleh pemilikan tanah kolektipisme/komunisme, tetapi harus demikian, seperti Hadits diatas, dalam bentuk keselurahannya yang Kal Jasadi.Begitulah pula halnya dengan modal selain tanah.
c). Kedudukan Modal-1).
Sudah kita sitir Surat At Taubah ayat 111
inna allaaha isytaraa mina almu/miniina anfusahum waamwaalahumbi-anna lahumu aljannata yuqaatiluuna fii sabiili allaahi fayaqtuluuna wayuqtaluuna wa'dan 'alayhi haqqan fii alttawraati waal injiili waalqur-aani waman awfaa bi'ahdihi minaallaahi faistabsyiruu bibay'ikumu alladzii baaya'tum bihi wadzaalikahuwa alfawzu al'azhiimu
“Bahwa Allah dengan AQMSR ini telah membeli dari orang yanghidup berpandangan dan bersikap dengan yang demikian diri mereka dan seluruh harta harta bendanya menjadi milik Allah……”.
Kecuali itu maka Surat Taubah ayat 34 memperingatkan ,
Artinya :
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu inna katsiiran mina al-ahbaari waalrruhbaani laya/kuluuna amwaala alnnaasi bialbaathili wayashudduuna 'an sabiili allaahi waalladziina yaknizuuna aldzdzahaba waalfidhdhata walaa yunfiquunahaa fii sabiili allaahifabasysyirhum bi'adzaabin aliimin
“Wahai orang yang hidup berpandangan dan bersikap dengan AQMS-Rasul : Sebenarnya golongan Pendeta/Ulama dan Pemimpin2 Yahudi/Kristen, mereka, atas pilihan Zdulumat MS-Syayaathin,
sungguh mereka makan-minum harta-benda manusia menurut Sistem Bathil (Riba satu Sistem Perekonomian) yaitu mereka dengan demikian menyimpang dari sistem yang telah diajarkan Allah MSRasul-Nya (Zakat satu Sistem Perekonomian).Yaitu mereka, dengan demikian melakukan Sistem monotor atas dekingan Mas dan Perak (sistem Charter/giral) yakni mereka,dengan begitu, tidak mau ber-ekonomi menurut sistem yang telah diajarkan oleh Allah MS-Rasul-Nya (Zakat satu Sistem
Perekonomian).Maka, dengan AQ MS-Rasul ini, jelaskan terhadap mereka yang demikian itu adalah menjadi satu kehidupan saling nista tiada tanding (didunia huru-hara/bencana dan diakhirat lebih dahsyat lagi)”.
Lebih tajam lagi maka Surat Al Humazah menandaskan, demikian,
Artinya :
waylun likulli humazatin lumazatin
(1). “Jahannam jualah ujudnya setiap Humazah lagi Humazah”
.
alladzii jama'a maalan wa'addadahu
(2). “Yaitu Kapitalis-Fiodalis yang melakukan investasi modal yaitu mem-presentasikannya berlipat jumlah”.
yahsabu anna maalahu akhladahu
(3). “Dia mengira bahwa hartanya itu satu kekuatan yangmenambah”.
kallaa layunbadzanna fii alhuthamati
(4). “Tidak demikian, malah pasti akan menjerumus menjadi Huthamah”.
wamaa adraaka maa alhuthamatu
(5). “Tahukah kalian, apa gerangan yang disebut Huthamah?”
.
naaru allaahi almuuqadatu
(6). “Yaitu pilihan Zdulumat satu laknat Allah MS-Syayaathin yang bagaikan si Jago-Merah membakar musnah”.
allatii taththhali'u 'alaa al-af-idati
(7). “Yang demikian, satu pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, membakar hati menghambur dendam kesumah”.
lnnahaa 'alayhim mu/shadatun
(8). “Sebenarnya yang demikian, atas mereka yang memilih Zdulumat MS-Syayaathin, adalah satu kehidupan resah gelisah”.
fii 'amadin mumaddadatin
(9). “Ujud kehidupan Sosial Piramid dari pilihan Zdulumat MSSyayaathinyang bagaikan tumpukan beban yang terus menerusmenambah”.
Dengan demikian pembuktian2 tersebut diatas menjadi jelas bahwa kedudukan modal didalam Zakat satu Sistem Perekonomian adalah milik Allah sebagai amanat dalam tangan manusia yang tidak boleh
mengambil keuntungan apapun, demikian pembuktian Chulafa-urRasyidin
d). Kedudukan Manusia.
Jikalau di dalam sistem “Riba satu Sistem Perekonomian”kedudukan manusia itu menjadi terombang ambing antara Subjek-1)dan atau Objek-2) sehingga dapat dipastikan menjadi Saling Objek-3) maka kedudukan manusia didalam Zakat satu Sistem Perekonomian, seperti sudah dibuktikan Konsepsi Islam, adalahmenjadi Wakil Subjek-4), yaitu orang yang hidup berbuat “Atas nama Allah………”,
seperti sudah kita sitir dari Surat Al Fatihah diatas, yakni satujawaban atas perintah Surat Al „Alaq ayat 1-5, yang menegaskan demikian ,
Artinya :
iqra/ bi-ismi rabbika alladzii khalaqa
(1). “Nyatakanlah diri kalian untuk hidup berbuat “Atas nama Pembimbing kalian dengan satu ajaran MS-Rasul-NYA, DIA – seperti halnya mencipta segala – begitu AQ MS-Rasul ini untuk membangun
akhlak”.
khalaqa al-insaana min 'alaqin
(2). “DIA, seperti halnya mencipta manusia biologis dari golongan„alaq, demikian AQ MS-Rasul ini untuk kebudayaan/peradaban satu akhlak”
.
iqra/ warabbuka al-akramu
(3). “Nyatakanlah diri kalian untuk hidup demikian yaitu menurutajaran Pembimbing kalian dengan pembuktian S-Rasul ini adalah pembina satu kehidupan yang lebih mulia”.
alladzii 'allama bialqalami
(4). “DIA yang telah mengajarkan satu ILMU yang telah dibukukan menurut satu penulisan (1 Qalam)”.
'allama al-insaana maa lam ya'lam
(5). “DIA, dengan AQ MS-Rasul ini, mengajarkan manusia satu ILMU yang dia belum pernah mengenal demikian”.
Seterusnya ujud manusia yang hidup “Atas nama Allah ……”
ini oleh Surat Ali Imran ayat 1 menggambarkan demikian ,
Artinya :
“Yaitu (yang disebut Ulil albab) adalah mereka yang hidup sadar dengan ajaran Allah MS-Rasul-NYA baik dikala sedang tegak berdiri maupun dikala sedang duduk juga dikala sedang berbaring, yakni mereka berpikir dengan AQ MS-Rasul ini perihal ujud kejadian semesta angkasa dana ujud kejadian kehidupan di bumi sehingga menyatakan sikap :
“Wahai Pembimbing kami : ANDA telah menciptakan yang demikian itu bukan menurut sistem bathil. Seperti halnya semesta kehidupan ini adalah satu kesibukan menurut ANDA, maka begitu dengan AQMS-Rasul ini, bebaskanlah kami dari kehidupan nista satu hasil pilihan Zdulumat MS-Syayaathin yang bagaikan si Jago-Merah habis membakar”.
______________________
1). Istilah Subjek ialah yang menentukan secara mutlak.
2). Objek ialah yang mutlak ditentukan oleh yang lain.3). Saling Objek ialah tidak menentu sehingga menjadi saling genjot, saling makan atau saling tipu, dsb.
4). Wakil Subjek ialah bertidak atas nama menurut satu mandat pasti.
Seterusnya manusia “Atas nama Allah ……”
ini menganut satu sikap dalam keseluruhan diantara sesamanya yang oleh Surat Ash Shafff
ayat 4 menggambarkan demikian ,
Artinya :
inna allaaha yuhibbu alladziina yuqaatiluuna fii sabiilihi shaffan kaannahum
bunyaanun marshuushun
“sebenarnya Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul ini, menginginkan mereka yang lagi di medan-tempur Jihad menurut Sistem ajaran Allah dengan pembuktian ajaran Allah MS-Rasul ini menjadi satu Sunnah yang bagaikan satu bangunan tersusun utuh”.
Susunan tenaga manusia yang demikian oleh Hadits yang telah kita sitir diatas mengistilahkan “Kal Jasadi, suka dan duka ditanggung bersama”.
Begitu yang demikian oleh Hadits lain lagi menggambarkan satu
susunan kerja, demikian ,
Artinya :
“Saudara-mu yang di bawah pimpinan-mu oleh Allah, atas pilihan AQMS-Rasul, menjadikan mereka yang demikian menjadi amanat Allah dalam tangan kalian. Maka siapa saja yang kepadanya di percayakan untuk memimpin saudaranya dalam suatu pekerjaan hendaknya dia memberikan makanannya sama dengan yang dimakannya sendiri, mempakainkannya sama dengan yang dia memakai untuk dirinya sendiri dan jangan menyerahkan pekerjaan lebih berat dari yang ia
mampu melaksanakannya”.
Prinsip management yang demikian dimaksud di atas ini bukanlah prinsip Bawa kambing dengan kulit nangka (Perspektif) ala Zdulumat MS-Syayaathin Barat dan Timur mengejar asap atau
bagaikan anjing melahab tahi atau maling yang melaksanakan rampokan dengan semboyan membangun, tetapi satu management menurut tauladan Muhammad saw. yang pokok2-nya adalah
demikian :
- Syajaa‟ah, satu keberanian ILMI-ah atas pilihan AQ MS-Rasul sehingga, kalau di pandang perlu, sanggup berjembatan lidah harimau untuk menembusi perut harimau.
- Fatharah, ahli dan lincah berbuat atas pilihan AQ MS-Rasul.
- Amanah, hidup bertanggung jawab dengan AQ MS-Rasul sepenuh hati.
- Sidqah, kejujuran ILMI-ah dalam satu kehidupan atas pilihan AQMS-Rasul.
- Tabligh, mencapai tujuan dengan pilihan AQ MS-Rasul.
Kesemuanya ini, menurut tauladan Muhammad saw., dalam hubungan dengan Surat Al Fat-h ayat 29 yang telah kita sitir diatas, oleh Surat Ahzab ayat 21 dan Surat Mumtahinah ayat 4 dan 6
menetapkan demikian,
Artinya :
muhammadun rasuulu allaahi waalladziina ma'ahu asyiddaau 'alaa alkuffaari ruhamaau baynahum taraahum rukka'an sujjadan yabtaghuuna fadhlan mina allaahi waridhwaanan siimaahum fii
wujuuhihim min atsari alssujuudi dzaalika matsaluhum fii alttawraati wamatsaluhum fii al-injiili kazar'in akhraja syath-ahu faaazarahu faistaghlazha faistawaa 'alaa suuqihi yu'jibu alzzurraa'a
liyaghiizha bihimu alkuffaara wa'ada allaahu alladziina aamanuuwa'amiluu alshshaalihaati minhum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan
“Sungguh benar-2 lah ujud kehidupan Rasul-Allah, Patron kehidupan satu2nya yang objektip menurut ajaran Allah, bagi kalian yang mau demikian, adalah tauladan indah dalam mencapai kehidupan Hasanah disunia & Ahirat bagi siapa yang berharap hidup demgan ajaran Allah MS-Rasul-NYA yaitu jalannya sejarah menuju satu kesudahan terahir adalah existensi demi pilihan Ajaran Allah MS-R-NYA yaitu mereka hidup sadar dengan ajaran Allah MS-R-NYA sedalam2nya”.
Ada golongan orang yang menuduh management hidup yang demikian adalah terlalu kaku, keras dsb, maka terhadap yang demikian Surat Ali Imran : 132 & 159 dalam hubungannya dengan
surat Ma‟idah : 11, Srt Taubah : 51, Srt Ibrahim : 11 Srt Thagabun :13 , menjawab demikian,
Artinya :
wa-athii'uu allaaha waalrrasuula la'allakum turhamuuna
132). “Satu ketika di kala dua golongan manusia di antara kalianyang hidup berpandangan & bersikap dengan AQ MS-Rasul ini bercita2, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, ingin melakukan pecah-belah maka Allah jualah atas pilihan mereka sendiri dengan yang demikian, adalah menjadi Pembimbing keduanya, dan menurut ajaran Allah-lah maka orang2 yang benar2 hidup berpandangan & bersikap dengan ajaran Allah MS-Rasul-NYAhendaknya hidup berbuatlah “Atas nama Allah…..” dalam keadaan bagaimanapun.
fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan
ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa
allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina
159). “Maka dengan satu kenyataan kehidupan “Saling-KasihSayang” (Madinah Munawwarah) dari hasil pilihan ajaran Allah MSRasul ini berarti Anda (Muhammad saw.) berhati lembut untuk mereka dalam satu kehidupan. Dan jikalau Anda (dengan demikian
dianggap) berhati keras sungguh sekalian manusia yang bersama anda pasti telah kabur semua (mengapa tidak?). Maka berlapang dadalah anda perihal mereka yang demikian yakni tuntutlah satu
revolusi dengan AQ MS-Rasul ini menjadi satu ujud kehidupan mereka & ajaklah mereka untuk sama2 menanggapi dalam pelaksanaan AQ MS-R ini sehingga, apabila anda telah berbulat cita dengan yang demikian, maka bertindaklah menjadi hidup “Atas nama Allah”. Sebenarnya Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul ini menginginkan orang menjadi hidup berbuat “Atas nama Allah…..”
tanpa tedeng aling2″.
Selanjutnya kedudukan manusia, dilihat dari sektor Produksi, olehSrt An Najm : 39 – 48 membagi menjadi dua kelas sistimperekonomian, demikian,
Artinya :
wa-an laysa lil-insaani illaa maa sa'aa
(39). “Dan bahwa tidak adalah bagi setiap manusia kecuali apa yang dia, menurut masing2 pilihan ILMU, mengerjakannya”.
wa-anna sa'yahu sawfa yuraa
(40). “Dan bahwa hasil usahanya itu kelak dia, menurut masing2 pilihan ILMU-nya, akan melihat nyata”.
tsumma yujzaahu aljazaa-a al-awfaa
(41). “Selanjtnya dia, menurut pilihan ILMU masing2, akan mendapat bagian menjadi satu imbalan menurut tanggapannya”.
wa-anna ilaa rabbika almuntahaa
(42). “Yaitu bahwa, dengan pilihan ILMU menurut ajaran Pembimbing anda (Muhammad saw.), masing2 menyudahi hidupnya”.
wa-annahu huwa adhaka wa-abkaa
(43). “Yakni sebenarnya DIA, dengan NUR yakni AQ MS-Rasul membangun satu kehidupan Riang-Gembira dan atas pilihan Dzulumat MS-Sy mengujudkan satu kehidupan Meratap-Duka”.
wa-annahu huwa amaata wa-ahyaa
(44). “Yaitu sesungguhnya DIA atas pilhan Dzulumat MS-Sy,mengujudkan satu kehidupan saling memusnahkan sesama dan,dengan pilihan NUR yakni AQ MS-Rasul ini, membangunkan satu
kehidupan saling menghidupkan sesamanya”.
wa-annahu khalaqa alzzawjayni aldzdzakara waal-untsaa
(45). “Yakni sebenarnya DIA, seperti halnya mencipta pasangan Pria& Wanita, begitu AQ MS-Rasul ini yaitu NUR Lawan Dzulumatmembangun pasangan Budaya”.
min nuthfatin idzaa tumnaa
(46). “Seperti halnya perujudan “Nuthfah” dikala mani telahdipancarkannya, begitu AQ MS-R kapan saja memadu rasa”.
wa-anna 'alayhi alnnasy-ata al-ukhraa
(47). “Yaitu sungguh atas pilihan yang demikian, yaitu AQ MS-R ini,satu perujudan revolusi yang pasti mencapai tujuannya (Hasanah di
dunia & di Ahirat kelak).
wa-annahu huwa aghnaa wa-aqnaa
(48). “Yakni benar2lah DIA, atas pilihan NUR yaitu AQ MS-R ini Pembimbing kehidupan yang mencukupi segala dan dengan pilihan Dzulumat MS-Sy manapun,Pembina Kehidupan Duka-Nestapa”.
Dengan pembuktian2 tersebut diatas menjadi jelas bahwa setiap manusia, dilihat dari sudut pilihan ILMU masing2, dapat digolongkanmenjadi pendukung Zakat satu sistim Produksi bagi yang memilih
NUR yakni AQ MS-Rasul ini & pendukung Riba satu sistim perekonomian umumnya & Produksi khususnya.Seterusnya Surat An Nahl ayat 63 – 72 mengungkap penggolongan manusia, dilihat dari sudut kedudukan/bidangnya dari masing2 sistim perekonomian demikian,
Artinya :
taallaahi laqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fazayyana lahumu alsysyaythaanu a'maalahum fahuwa waliyyuhumu alyawma walahum 'adzaabun aliimun
(63).“Demi Allah, atas pembuktian al-Qur‟an menurut Sunnah Rasul ini, sungguh telah KAMI utus kepada bangsa-bangsa sebelum kalian (Muhammad) satu misi NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul sebelumnya misi al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul kalian. Akhirnya Syaitan, atas pilihan Dzulumat menurut Sunnahnya, menghiasi menjadi segala laku
perbuatan bagi yang doyan demikian. Selanjutnya DIA, pada giliran sejarah tegaknya al-Qur‟an menjadi satu kehidupan menurut Sunnah Rasul-NYA, adalah yang memimpinnya, yaitu, bagi yang berlaku Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun itu, adalah suatu siksaan yang demikian merinding.
wamaa anzalnaa 'alayka alkitaaba illaa litubayyina lahumu alladziiikhtalafuu fiihi wahudan warahmatan liqawmin yu/minuuna
(64).“Dari itu KAMI tidak turunkan al-Qur‟an menjadi satu kitab yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul kalian(Muhammad) kecuali untuk menjelaskan bagi yang mereka itu, atas pilihan aduk-adukan NUR-Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun, saling baku hantam terhadap yang demikian, yakni satu pedoman hidup, ialah satu kehidupan saling kasih-sayang bagi
bangsa yang mau hidup berpandangan dan bersikap dengan yang demikian agung”.
waallaahu anzala mina alssamaa-i maa-an fa-ahyaa bihi al-ardhaba'da mawtihaa inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yasma'uuna
(65).Yakni Allah, seperti halnya DIA menurunkan dari angksa menjadi air hujan maka dengan itu DIA menghidupkan permukaan bumi ini sesudah matinya, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan
Dzulumat menurut Sunnah Rasul ini untuk budaya. Sungguh dalam ungkapan-ungkapan yang demikian itu adalah benar-benar suatu pembuktian ILMI-ah bagi bangsa yang mau bertanggapan demikian agung.
wa-inna lakum fii al-an'aami la'ibratan nusqiikum mimmaa fiibuthuunihi min bayni fartsin wadamin labanan khaalishan saa-ighan lilsysyaaribiina
(66).“Yaitu sebenarnya bagi kalian, pada hewan ternak itu, sungguh satu ibarat, seperti halnya KAMI melayani kalian dari yang dalam perutnya dari sebangsa cairan, ialah semodel darah, menjadi susu
yang murni lagi yang segar bagi peminum-peminumnya, begitu alQur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul tiada tanding”.
wamin tsamaraati alnnakhiili waal-a'naabi tattakhidzuuna minhu sakaran warizqan hasanan inna fii dzaalika laaayatan liqawminya'qiluuna
(67).“Juga, seperti halnya dari berbagai panen korma dan macam-macam panen anggur darimana kalian bikin menjadi yang memabukkan dan yang membikin hidup menjadi baik, begitu alQur‟an
yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul untuk budaya yang tiada tanding. Sebenarnya dalam ungkapan yang demikian itu adalah sungguh satu pembuktian hidup ILMI-ah bagi
bangsa yang mau ber-akal dengan yang demikian agung”.
wa-awhaa rabbuka ilaa alnnahli ani ittakhidzii mina aljibaalibuyuutan wamina alsysyajari wamimmaa ya'risyuuna
(68).“Yaitu, ibarat pembimbing kalian mengajar kepada lebah :“Hendaknya kalian bikin rumah-rumah kalian menjadi bagaikan semodel gunung yang bergantung ke dahan dan berpuncak ke bawah dan dari tumbuh-tumbuhan menjadi madu “, yakni dari yang demikian mereka (manusia) menyegarkan hidupnya, begitu alQur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul
untuk budaya agung”.
tsumma kulii min kulli altstsamaraati fauslukii subula rabbiki dzululan yakhruju min buthuunihaa syaraabun mukhtalifun alwaanuhu fiihi syifaaun lilnnaasi inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yatafakkaruuna
(69).“Seterusnya, seperti pembimbing kalian mengajar lebah :“Makanlah dari setiap panen selanjutnya tempuhlah tatanan hidup pembimbing kalian dengan hati serendah-rendahnya”, dari perutnya itu keluarlah minuman (madu) yang aneka ragam warnanya di dalam yang demikian adalah obat bagi manusia, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul untuk budaya. Sungguh dalam ungkapan-ungkapan yang demikian adalah benar-benar pembuktian ILMI-ah bagi bangsa yang mau berpikir dengan yang demikian agung”.
waallaahu khalaqakum tsumma yatawaffaakum waminkum man yuraddu ilaa ardzali al'umuri likay laa ya'lama ba'da 'ilmin syay-an inna allaaha 'aliimun qadiirun
(70).Yakni Allah ibaratnya DIA mencipta kalian kemudian mempersetimbangkan hidup kalian atas satu pilihan ILMU tertentu dan yang sebagian kalian adalah yang mengalami lanjut usia agar dia itu tidak bisa ber-ilmu apapun sesudah dia menguasai satu ILMU, begitulah pembuktian al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul terhadap yang aduk-adukan NUR-Dzulumat
menurut Sunnah Syayatin apapun. Sesungguhnya Allah, atas pilihan al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul-NYA, adalah pembina kehidupan lebih ILMI-ah lagi perancang
kepastian hidup demikian revolusioner”
waallaahu fadhdhala ba'dhakum 'alaa ba'dhin fii alrrizqi famaaalladziina fudhdhiluu biraaddii rizqihim 'alaa maa malakataymaanuhum fahum fiihi sawaaun afabini'mati allaahi yajhaduuna
(71).Yaitu Allah, atas pilihan al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul-NYA, melebihkan bagian kalian yang berlaku NUR menurut Sunnah Rasul atas bagian yang berlaku
Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun dalam sistem pembagian rezeki. Maka yang mendapat lebih itu adalah pendzulumat-an menurut Sunnah Syayatin apapun atas rezeki yang karyawannya berhak atas yang demikian sebab, dalam hal yang demikian, mereka adalah sama haknya. Maka, mengapa pilihan alQur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul Allah ini mereka putar balik menjadi aduk-adukan NUR-Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun ?!
waallaahu ja'ala lakum min anfusikum azwaajan waja'ala lakum min azwaajikum baniina wahafadatan warazaqakum mina alththhayyibaati afabialbaathili yu/minuuna wabini'mati allaahi hum
yakfuruuna
(72).“Yakni Allah, seperti halnya DIA mencipta kalian dari hakikat kejadian kalian menjadi suami dan atau isteri dan DIA bikin dari suami dan atau isteri kalian itu anak-anak dan cucu seterusnya DIA
kurniakan kalian macam-macam yang bermanfaat untuk hidup kalian, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul-NYA untuk budaya kalian”.
Maka, pantaskah mereka hidup mengabdi dengan penyelewengan Dzulumat menjadi sistem hidup batil menurut Sunnah Syayatin
sekaligus mereka berlaku negatif terhadap kurnia Allah atas pembuktian ILMI-ah menurut Sunnah Rasul-NYA yang demikian agung.
Dari itu selanjutnya kedudukan manusia didalam Zakat satu sistim Produksi, kita klasifikasi & spesialisasi menjadi golongan Produktif &golongan Non Produktif.
(a).Tenaga Produktif.
Surat Ash Shaffat ayat 60 – 71 menegaskan hakikat hidup kebudayaan atau peradaban itu ialah kerja atau berbuat, secara umum demikian,
Artinya :
inna haadzaa lahuwa alfawzu al'azhiimu
60.Sebenarnyalah Al Qur‟an, Pembimbing kehidupan yang tiadatandingan.
limitsli haadzaa falya'mali al'aamiluuna
61.Menurut model inilah maka setiap manusia dipersilahkan membentuk kehidupan.
adzaalika khayrun nuzulan am syajaratu alzzaqquumi
62.Apakah mau NUR, pembangkit kehidupan merindang kepuasaan,ataukah menurut Zdulumat, pembangkit kehidupan yangmengerikan.
innaa ja'alnaahaa fitnatan lilzhzhaalimiina
63.Sesungguhnya tanggapan Zdulumat mssy itu KAMI, ALLAH, bikinmenjadi satu gambaran kehidupan yang tidak berujung dan tidakberpangkal.
innahaa syajaratun takhruju fii ashli aljahiimi
64.Sebenarnyalah peradaban Zdulumat mssy adalah satu pancaran dari kebudayaan jahannam.
thal'uhaa ka-annahu ruuusu alsysyayaathiini
65.Seolah-olahnya penaka sorban melayang diatas kepala syaithaan.
fa-innahum laaakiluuna minhaa famaali-uuna minhaa albuthuuna
66.Maka ujudnya itu bagaikan sejenis hidangan yang makin dimakan semakin membangkitkan kelaparan.
tsumma inna lahum 'alayhaa lasyawban min hamiimin
67.Selanjutnya, ibarat semacam minuman yang kian diminum semakin membakar kerongkongan.
tsumma inna marji'ahum la-ilaa aljahiimi
68.Akhirnya kelak, akan berkesudahan ke dalam satu kehancuran.
innahum alfaw aabaa-ahum daalliina
69.Sebenarnya mereka adalah kelanjutan dari orang-orang dahulu yang bertanggapan Zdulumat mssy.
fahum 'alaa aatsaarihim yuhra'uuna
70.Maka hakekatnya itu bagaikan pedagang yang dengan modal recehan menyadap keuntungan melalui satu perkreditan.
walaqad dhalla qablahum aktsaru al-awwaliina
71.Dan sungguh menurut itulah orang-orang terdahulu menzdulumatkan diri mssy.
Titik berat yang kita maksud dari petikan diatas ialah tekanannya bahwa hidup kebudayaan / Peradaban itu ialah Kerja / Berbuat.Sedang yang kita maksudkan dengan istilah ” Produktip” ialah
tekanan kepada kerja menghasilkan berbagai keperluan hidup berikut jasa2.
Jadi “Golongan Produktip” disini ialah golongan2 manusia yang langsung menghasilkan berbagai keperluan hidup & jasa2. Dan pemegang kekuasaan/Pelaksana amanat didalam Islam satu
penataan, oleh pendapatannya yang lain dari golongan yang langsung berproduksi, akan kita Klasifikasi kedalam golongan NonProduktip.
Sampai disini perlu ditekankan bahwa golongan Produktip didalam Zakat satu sistim perekonomian, meliputi produsi, distribusi & konsumsi adalah berdasar IMAN menuju IHSAN dengan SA‟AH Satu
management untuk mencapai Husnul-Khatimah, sedang didalam pendukung RIBA satu sistim perekonomian adalah seperti yang oleh Surat Al A‟raaf : 176 demikian,
Artinya :
walaw syi/naa larafa'naahu bihaa walaakinnahu akhlada ilaa alardhi waittaba'a hawaahu famatsaluhu kamatsali alkalbi in tahmil 'alayhi yalhats aw tatruk-hu yalhats dzaalika matsalu alqawmi alladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa fauqshushi alqashasha la'allahum yatafakkaruuna
“Dan kiranya KAMI, dengan AQ MS-R ini, berkehendak untuk mengangkat mereka ketaraf kehidupan yang demikian tinggi tetapi mereka, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, mengabdikan diri menjadi satu kehidupan menurut lingkungan dunianya dibumi ini yaitu mengikuti Subjektivismenya (hawahu). Maka perumpamaan yang demikian adalah, “bagaikan anjing menjilat sampah, diusir atau
tidak, kesitulah tujuan tempatnya”.
Begitulah perumpamaannya mereka yang, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, melanjutkan
pembuktian2 KAMI MS-Rasul, Maka kemukakanlah AQ MS-Rasul ini satu keterangan yang demikian ILMI-ah semoga mereka yang demikian memikirkan satu kehidupan yang demikian Agung”.
Surat Baqarah Ayat 275 – 279, memberi perbandingan antara hidup dengan Zakat satu sistim perekonomian & Riba satu sistim perekonomian, demikian,
Artinya :
alladziina ya/kuluuna alrribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumu alladzii yatakhabbathuhu alsysyaythaanu mina almassi dzaalika bi-annahum qaaluu innamaa albay'u mitslu alrribaa wa-ahalla allaahu albay'a waharrama alrribaa faman jaa-ahu maw'izhatun min rabbihi faintahaa falahu maa salafa wa-amruhu ilaa allaahi waman 'aada faulaa-ika ash-haabu alnnaari hum fiihaa khaaliduuna
275.Mereka yang memperlakukan Riba satu Sistem Perekonomian untuk mendapatkan suatu pemasukan maka tidak ada yang mereka bangun itu kecuali seperti yang bangun menjadi kegila-gilaan kena surupan aduk-adukan NUR-Dzulumat dan atau penyalahgunaan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin. Begitulah jadinya disebabkan mereka itu menyatakan sikap:“Sesungguhnya jual beli itu (sebenarnya hanya sektor dari suatu bagian Perdagangan dari cabang Distribusi yang berpangkal kepada suatu sistem perekonomian) adalah semodel Riba (sebenarnya satu sistem Perekonomian )”,dalam arti Allah membolehkan jual beli dan Riba ialah renten semata
(padahal Allah membolehkan jual beli dalam rangka Zakat satu Sistem Perekonomian ISLAM dan melarang Riba sabagai satu Sistem Perekonomian nista papa). Seterusnya, siapa yang telah mendapat pelajaran dari satu ajaran menurut Sunnah Rasul pembimbingnya selanjutnya dia menghentikan sikap yang demikian maka baginya itu menjadi pinjaman biasa yang tidak boleh mengambil untungnya.
Yaitu urusannya itu kembali kepada ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA. Dan siapa yang kembali maka itulah dia pendukung Dzulumat menurut Sunnah Syayatin bagaikan si Jago Merah habis membakar, mereka di dalamnya itu abadi seabadi IMAN-nya dengan pilihan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun.
yamhaqu allaahu alrribaa wayurbii alshshadaqaati waallaahu laa yuhibbu kulla kaffaarin atsiimin
276.Dan Allah, dengan pembuktian al Quran menurut Sunnah RasulNYA,menghapus Riba satu Sistem Perekonomian nista papa dan sekaligus menyemarakkan satu model Anggaran Pembiayaan
Berimbang dengan Pendapatan menurut Zakat satu Pembinaan Perekonomian ISLAM. Dan Allah, dengan pembuktian al Quran menurut Sunnah Rasul-NYA, tidak menyenangi setiap perusakperusak
kehidupan dengan pilihan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin yang bernilai tindak pidana tiada tanding.
inna alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati wa-aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata lahum ajruhum 'inda rabbihim walaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna
277.Sebenarnya mereka yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA ialah berbuat tepat menurut demikian yaitu yang melakukan Shalat satu Pembinaan IMAN dan mengujudkan Zakat satu Pembinaan Perekonomian ISLAM baginya itu satu imbalan kehidupan sesuai dengan satu ajaran menurut Sunnah Rasul pembimbingnya. Yakni atas kehidupan
mereka yang demikian adalah tidak ada rasa ketekutan juga mereka yang demikian ini tidak mengalami gundah gulana apapun.
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha wadzaruu maa baqiya mina alrribaa in kuntum mu/miniina
278.Wahai yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA! Bersikap takutlah kalian atas setiap pelanggaran ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA yaitu
tinggalkanlah apa yang berbekas aduk-adukan NUR-Dzulumat dan atau penyalahgunaan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin berupa Riba satu Sistem Perekonomian nista papa jika kalian itu adalah
yang benar-benar hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul tanpa tedeng aling-aling.
fa-in lam taf'aluu fa/dzanuu biharbin mina allaahi warasuulihi wa-in tubtum falakum ruuusu amwaalikum laa tazhlimuuna walaa tuzhlamuun
279.Selanjutnya, jika mereka tidak mau patuh maka haruskanlahdengan hukum perang dari ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA.Seterusnya, jika kalian meninggalkannya dan sekaligus hidup
dengan NUR menurut Sunnah Rasul maka hak bagi kalian adalah modal pokok kalian saja.Janganlah kalian berlaku aduk-adukan NUR-Dzulumat dan atau penyalahgunaan Dzulumat menurut Sunnah
Syayatin dan kalianpun tidak akan diperlakukan dengan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun.
Dalam persoalan Zakat satu sistim Perekonomian umumnya & Produksi khususnya Allah dengan Surat Al Waaqi‟ah : 57, 62 – 64,68,69 ,71 – 74, menyatakan demikian ,
Artinya :
nahnu khalaqnaakum falawlaa tushaddiquuna
(57). “KAMI dengan AQ menurut pembuktian Sunnah-Rasul, yang seperti halnya Biologis begitu untuk satu kebudayaan/peradaban maka, mengapa gerangan kalian tidak sudi berpandangan &
bersikap menjadi satu kehidupan Agung?”
walaqad 'alimtumu alnnasy-ata al-uulaa falawlaa tadzakkaruuna
(62). “Dan sungguh sebenarnya kalian dengan AQ MS-R ini, telah mempunyai satu ILMU tentang satu Revolusi yang ber-nilai tinggi,maka mengapa gerangan kalian tidak mau menyadarkan diri
menjadi satu kehidupan Agung”
afara-aytum maa tahrutsuuna
(63). “Lihatkah kalian dengan AQ MS-R ini, apa kalian garap menjadisetiap apapun?”.
a-antum tazra'uunahu am nahnu alzzaari'uuna
(64). “Kalian kah yang menggarapnya atau KAMI yang menjadi Penggarap setiap apapun?”.
afara-aytumu almaa-a alladzii tasyrabuuna
(68). “Lihatkah kalian dengan AQ MS-R ini akan air yang kalian minum kapan sajapun?”.
a-antum anzaltumuuhu mina almuzni am nahnu almunziluuna
(69). “Kaliankah yang menurunkan yang demikian atau KAMI yang menjadi Penurun?”.
afara-aytumu alnnaara allatii tuuruuna
(71). “Lihatkah kalian dengan AQMS-R ini akan api yang kalian menyalakan kapan sajapun?”.
a-antum ansya/tum syajaratahaa am nahnu almunsyi-uuna
(72). ” Kaliankah yang mengujudkan nyalanya atau KAMI yang menjadi Penyala kapan sajapun?”.
nahnu ja'alnaahaa tadzkiratan wamataa'an lilmuqwiina
(73). “KAMI dengan AQMS-R ini, membikin yang demikian menjadi satu pembina kehidupan sadar yaitu satu pemantap bagi yang teguh menanggapi tanpa tedeng-aling2″.
fasabbih biismi rabbika al'azhiimi
(74). “Maka dengan AQMS-R ini sibuk berbuatlah “Atas nama Pencipta anda …..”, Pencipta kehidupan Agung tiada tanding”.
Dari itu kita ulangi lagi keseluruhan Zakat satu Sistim Perekonomian yaitu pemilikan Allah yang dengan AQ MS-Rasul-NYA selaku mandatNYA diamanatkan kepada manusia untuk hidup berbuat menurut demikian.Yang mau dengan sepenuh hati menurut demikian dinamakan
Mukmin/Muslim. Sebaliknya Riba satu Sistim perekonomian adalah sistim kepemilikan manusia, Individualis dan atau Komunis yang dengan ajaran Bathil MS-Sy Barat & Timur menjerumuskan manusia menjadi hidup saling Objek. Dan yang mau hidup dengan yang demikian, dinamankan Kafir/Kadibun.
Berdasar alasan tersebut diatas maka Allah memastikan yang oleh Surat At Taubah : 103 & 104 memerintahkan demikian ,
Artinya :
khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum watuzakkiihim
bihaa washalli 'alayhim inna shalaataka sakanun lahum waallaahu
samii'un 'aliimun
(103). “Atas dasar, ber-Pedoman AQMSR ini maka pungutlan dari bagian mereka yang hidup demikian menjadi sadaqah (Zakat satu sistim Anggaran) guna membersihkan kehidupan mereka yakni dengan yang demikian adalah untuk memurnikan kehidupan mereka, maka perintahkan mereka melakukan Shalat satu pembinaan diri menjadi orang yang hidup demikian. Sebenarnya
Shalat anda (Muhammad saw,) adalah Tauladan-indah bagi mereka yang mau membentengi diri untuk tetap hidup demikian, yaitu Allah dengan AQMSR ini, adalah Pembina se-hebat2 tanggapan lagi pembentuk pandangan ILMI-ah tiada tanding”.
alam ya'lamuu anna allaaha huwa yaqbalu alttawbata 'an 'ibaadihi
waya/khudzu alshshadaqaati wa-anna allaaha huwa alttawwaabu
alrrahiimu
(104). “Tidakkah mereka mengetahui bahwa sebenarnya Allah,dengan AQMSR ini,memperkenankan abdi2 kehidupan menurut-NYA itu agar balik kembali untuk hidup dengan demikian yakni
memperlakukan sadaqah (Zakat satu sistim Anggaran). Yaitu sebenarnya Allah dengan AQMSR ini, adalah Pembina hidup lagi Pemberi Kepastian hidup menurut pilihan masing2”.
Lebih mendalam lagi untuk alasan “guna membersihkan kehidupan mereka” yaitu “Untuk memurnikan kehidupan mereka” Surat Al -Hasyar: 7 – 10 mempertegas demikian,
Artinya :
maa afaa-a allaahu 'alaa rasuulihi min ahli alquraa falillaahi
walilrrasuuli walidzii alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiini waibni alssabiili kay laa yakuuna duulatan bayna al-aghniyaa-i minkum wamaa aataakumu alrrasuulu fakhudzuuhu wamaa nahaakum'anhu faintahuu waittaquu allaaha inna allaaha syadiidu al'iqaabi
(7). “Apa yang oleh Allah telah memastikan dengan AQMSR-NYA dari pendukung Madinah-Munawwarah maka yag demikian (sadaqah selaku satu sistim Anggaran) adalah Hak Allah (Penggarap Agung) yaitu untuk pembiayaan tugas Rasul-NYA dan yang mempunyai ikatan IMAN dengannya yaitu, yatim-piatu, fakir-miskin, & mereka yang telah menghabiskan umur menurut yang disuruh oleh Allah sehingga tidak mempunyai waktu lagi untuk mencari nafkah guna keperluan hidup pribadi/keluarga-nya (Ibnu-Sabil), guna yang demikian, dari kehidupan kalian, tidak mengujudkan menjadi Oligarki/Aristokrasi (Penindasan/pemerasan manusia oleh manusiaHartawan & Bangsawan). Maka apa yang oleh Rasul mengujudkan menjadi satu kehidupan kalian hendaknya kalian mematuhinya & apa yang dilarang-nya supaya kalian menjauhinya dari yang demikian yaitu, berbuat patuhlah kalian dengan Ajaran Allah MSRasul ini. Sebenarnya Allah, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, “Pembina kehidupan Sengsara yang demikian dahsyat”.
lilfuqaraa-i almuhaajiriina alladziina ukhrijuu min diyaarihim waamwaalihim yabtaghuuna fadhlan mina allaahi waridhwaanan wayanshuruuna allaaha warasuulahu ulaa-ika humu alshshaadiquun
(8). “Bagi Fakir miskin yang oleh satu Hijrah menjadi terusir dari kampong halaman & harta bendanya karena mereka menuntut satu kehidupan Agung menurut Allah yang dibuktikan oleh Sunnah-RasulNYA,yakni paduan harapan Allah MS-R ini menjadi harapan hidupnya, yaitu mereka mengorbankan segala untuk memenangkan ajaran Allah MSR-NYA menjadi satu kemenangan hidupnya mereka yang demikian adalah orang yang benar2 ber-Iman kapan sajapun”.
waalladziina tabawwauu alddaara waal-iimaana min qablihim yuhibbuuna man haajara ilayhim walaa yajiduuna fii shuduurihim haajatan mimmaa uutuu wayu/tsiruuna 'alaa anfusihim walawkaana bihim khasasatun waman yuuqa syuhha nafsihi faulaa-ika
humu almuflihuuna
(9). “Yaitu mereka yang mengorbankan kampung halaman/rumah2nya menjadi asrama/pos2 perjuangan menegakkan ajaran Allah MSR-NYA, yaitu IMAN-nya dari semula mencintai
Muhajirin sebagai pejuang NUR MS-Rasul ini ber-evakuasi ketempatnya dengan berbagai penampungan dimana mereka tidak mempunyai motip mencari untung pribadi, sekalipun yang demikian mengakibatkan dirinya tertimpa ke-papaan, yakni orng yang telah mengorbankan segala kepentingan diri pribadinya, maka yang demikian itu adalah orang2 yang memenangkan kehidupan Agung”.
waalladziina jaauu min ba'dihim yaquuluuna rabbanaa ighfir lanaa wali-ikhwaaninaa alladziina sabaquunaa bial-iimaani walaa taj'al fiiquluubinaa ghillan lilladziina aamanuu rabbanaa innaka rauufun rahiimun
(10). “Yakni mereka yang dating kemudian seraya menyatakan sikap hidupnya : Wahai Pembimbing kami ! Maka dengan AQMSR ini revolusikanlah diri kami kedalam sutu kehidupan Hasanah, juga
saudara se-Iman yang mendahului kami dalam ke-IMAN-an & jangan anda dengan yang demikian, membiarkan hati kami terus bergelimang Dzulumat MS-Sy mendendami mereka yang hidup berIMAN ini, Wahai Pembimbing kami, Sungguh ANDA dengan AQMSR –adalah Pembina kehidupan yang demikian saling menyayangi lagi Pemberi kepastian menurut pilihan masing2”.
Demikianlah ciri2 pokok yang merupakan watak golongan Produktip,didalam Zakat satu sistim Produksi seumumnya yang meliputi & merupakan kesatuan dengan golongan Non-Produktip.
(b). Golongan Non-Produktip.
Dimaksud dengan Golongan Non-Produktip adalah meliputi yangoleh surat Taubah : 60 memberi perincian demikian,
Artinya :
“Sebenarnya Sadaqaah (Zakat satu sistim Pembiayaan) terbagi untuk pembiayaan :
(a. Golongan Fakir-Miskin ialah, mereka yang mempunyai kemampuan hidup demikian rupa sehingga tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.
(b. Miskin, ialah mereka yang tidak mampu mencukupi segala kebutuhan hidupnya sama-sekali.
(c. „Amilun, ialah para petugas Madinah-Munawwarah.
(d. Muallaf, ialah mereka yang baru merobah pandangan & sikap hidup dari Dzulumat MS-Sy (hususnya dari sistim pelacuran Ajaran Allah MS-Rasul) kedalam NUR menurut Sunnah-Rasul ini sehingga mengalami berbagai kehancuran ekonomi untuk hidupnya.
(e. Riqab, ialah orang yang sudah menghabiskan modalnya didalam berbagai bidang usaha/ perjuanagan ekonomi NUR MS-R sehinggamenjadi failit.
(f. Gaarimin, ialahorang yang sudah tenggelam kedalam berbagai utang a.l. akibat kecelakaan misalnya : Kebakaran dsb.
(g. Fi Sabilillah, Foun Perjuangan menegakkan ajaran Allah MS-R untuk keperluan alat-peralatan.
(h. Ibnu-Sabil, ialah mereka yang denga setulus hati menghabiskan waktu untuk yang disuruh oleh Allah MS-Rasul-NYA misalnya , untuk Studi, Kaderisasi dsb.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa jikalau golongan Produktip adalah hidup dari hasil produksi langsung menurut yang telah ditentukan oleh Allah maka golongan golongan Non-Produktip adalah hidup dari hasil yang menjadi Hak Allah, kita istilahkan Zakat satu sistim Anggaran.
Dengan pembuktian diatas menjadi jelas bahwa golongan Non Produktip didalam Zakat satu sistim perekonomian bukanlah menambah harga atas hasil keringat orang lain tetapi golongan
manusia yang telah mencukupkan dirinya untuk hidup menurut HakAllah.
Dari itu maka Zakat satu sistim Perekonomian umumnya & Produktipkhususnya adalah satu benteng yang demikian kukuh terhadap serangan dari factor2 Inflasi apapun”.
Sebaliknya golongan Non-Produktip didalam Riba satu sistim perekonomian (lebih2 yang merupakan golongan pemberi jasa2) oleh karena dasar mereka adalah golongan orang yang hidup atas penambahan harga Prosentasi, secara kiasan kita istilahkan Penambahan harga seperak, terhadap hasil usaha orang lain, lebih2 lagi ciri pendukung Dzulumat MS-Sy itu adalah hidup Bahil & Rakus,maka Riba satu sistim perekonomian adalah, Sistim kehidupan Rimba yang sangat empuk oleh berbagai factor dari singa2 inflasi yang menghancurkan perekonomian.
Singkatnya golongan Non-Produktip didalam Zakat satu sistim perekonomian, seperti hal-nya golongan produktip, adalah orang yang hidup dengan pandangan & sikap yang oleh Hadits menetapkan demikian,
Artinya :
“Mulailah setiap tindakan kalian dengan sikap “Atas nama Allah…..” dan sudahilah dengan sikap “Al hamdulillahi Rabbil „alamiin, artinya yang demikian adalah, Penyanjung hidup dengan ajaran Allah MSRasul-NYA,Pembimbing semesta kehidupan tiada tanding”.
Dengan demikian maka Zakat satu sistim perekonomian membuat Golongan Produktip & Non-Produktip menjadi.Seperti sudah kita sitir pada Surat Ash Shaff : 4,Bagaikan satu susunan anak suri didalam satu batang.Lebih dari itu Srt Ar-Rahman : 54 – 56 mengungkap demikian,
Artinya :
muttaki-iina 'alaa furusyin bathaa-inuhaa min istabraqin wajanaaaljannatayni daanin
(54). “AQMS-Rasul ini membikin Mukmin & Muslim menjadi tinggi sama menjulang & merambat sama merimbun yaitu bagaikan duakebun menyusun menjadi Satu taman-merindang”.
fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaani
(55). “Maka siapa gerangan mau membantah bahwa, Allah dengan AQMSR ini Pembimbing kehidupan kalian menjadi pasangan hidup yang saling ber-tolak belakang”.
fiihinna qaasiraatu alththharfi lam yathmitshunna insun qablahumwalaa jaannun
(56). “Didalam mana, dengan AQMSR ini, satu ujud kehidupan yang bagaikan susunan kampung saling menghidangkan kelebihan, yang tidak pernah dapat dirasa baik oleh manusia maupun JIN
sebelumnya mereka benar2 mencapai IMAN”.
Singkatnya AQMSR, kecuali surat Shaffat yang sudah kita sitir,disimpulkan lagi oleh surat Bani Israil ayat 11, Srt Ra‟ad ayat 25, srt Shad ayat 55, srt Mukmin ayat 32, dsb, mengemukakan Zakat satu sistim Perekonomian Indah Bahagia Lawan Riba satu sistim Perekonomian Durjana adalah banyak sekali, seribu satu jalan menuju Roma, a.l. MS-Sy Barat & Timur, dari satu model yang sama
yaitu Sosial-Piramid, yakni Pemerasan & Penindasan Individual manusia terhadap manusia & atau kelas terhadap manusia. Betapa ber-Nilai ILMI-ah nya Zakat satu sistim Perekonomian
Bahagia maka mari ikuti selanjutnya Zakat satu sistim Anggaran selaku pembinaannya.(2. Zakat satu Sistim Anggaran.Dimaksud Zakat satu Sistim Anggaran,
seperti sudah kita sitir di Surat Taubah : 60 & 103, dsb, ialah shadaqah, yang meliputi
pungutan, kita istilahkan Zakat satu Anggaran Pendapatan & Pengeluarannya untuk pihak tertentu, kita istilah Zakat satu Anggaran-Pembiayaan.
a. Zakat satu Anggaran Pendapatan.b. Kita maksud dengan Zakat satu Anggaran Pendapatan,berdasar Hadits, meliputi Harta-benda, kita istilahkan“Pungutan Harta-benda” dan zakat diri atau Fitrah, kita istilahkan “Pungutan-diri Pribadi.
a). Pungutan Harta Benda.
Istilah Pungutan Harta Benda kita Klasifikasi & Spesialisasikan menjadi :
(a). 10% dari hasil Pertanian/Perikanan, oleh Hadits menetapkan demikian,
Artinya :
(1). “Semua yang tergantung kepada air-hujan, sungai & macam2 mata air, sekalipun dengan jalan menimbanya, maka Zakatnya sepersepuluh (sepuluh persen); dan dari hasil Mekanisasi adalah sepersepuluh ( lima persen)”.
(2). Setiap monopoli Lima Ausaq (kira2 satu Ton beratnya) adalah kena Zakat. Jadi secara umum kita terjemahkan dari ketentuan Hadits ini menjadi Klasipikasi & Spesialisasi Pertanian & Perikanan.
(b). Kira2 sepertiga persen lebih sedikit dari hasil Ternak sapi atau kerbau & sebangsanya ( setiap 30 ekor Zakatnya satu ekor yang berumur dua tahun, dan tidak dikenakan atas ternak yang dipakai
untuk meluku).
(c). Kira2 dua persen dari hasil Ternak Kambing/biri2 dsb (setiap 40 ekor Zakatnya satu ekor yang berumur dua tahun).
(d). Kira2 dua puluh persen dari hasil Ternak Onta & sebangsanya (setiap 5 s/d 30 ekor Zakatnya satu Kambing yang berumur dua tahun; 25 s/d 30 ekor Onta Zakatnya satu Kambing betina berumur dua tahun.36 s/d 45 ekor Onta Zakatnya Dua Kambing betina berumur dua tahun.46 s/d 60 ekor Onta Zakatnya satu ekor Onta berumur 3 tahun. 61 s/d 75 ekor Onta Zakatnya satu ekor Onta berumur 4 tahun.76 s/d 90 ekor Onta Zakatnya Dua ekor Onta berumur 2 tahun. 91 s/d120 ekor Onta Zakatnya Dua ekor Onta berumur 3 tahun. Dan melebihi dari yang demikian, setiap lima-puluh ekor maka
Zakatnya satu ekor Onta berumur 3 tahun ;
(e). Lima persen dari Logam-Mulia emas ( setiap 50 gram makaZakatnya kira2 empat gram ;
(f). Dua setengah persen dari Perak, ( setiap 360 gram Zakatnya 14gram ) ;
(g). Dua puluh persen dari Harta-Karun ;
(h). Dua puluh persen dari Harta Rampasan Perang ;
(i). Dua setengah persen dari Harta Uang/Modal atau dari omset Perdagangan
b). Pungutan atas Diri Pribadi.
Dimaksud dengan Pungutan atas Diri Pribadi ialah, Zakat Fitrah yang oleh Hadits menegaskan demikian,
Artinya :
“Zakat Fitrah adalah satu Sha‟ (kira2 tiga liter setengah) buahkurma atau dari gandum ( atau sebangsanya seperti Beras) atas setiap manusia baik dia budak atau orang merdeka,Laki2/Perempuan, tua/muda………….”.
c). Pungutan Luar Biasa atau Darurat.Kita maksud dengan Pungutan Luar Biasa atau Darurat menurut
Hadits yang menegaskan demikian,
Artinya :
“Atas setiap harta benda masih ber-hak oleh pungutan lain selain Pungutan Zakat (seperti Sunnah Khulafaa‟ur Rasyidin).
Demikianlah Zakat satu Anggaran Pendapatan, kita terjemahkan juga Zakat satu Anggaran mana oleh karena benar2 demikian dibuktikan oleh Surat Ar Rahman & srt Syura‟ ayat 17, demikian,
Artinya :
allaahu alladzii anzala alkitaaba bialhaqqi waalmiizaani wamaa yudriika la'alla alssaa'ata qariibun
“ Allah jualah yang telah menurunkan satu ILMU yang telah dibukukan menjadi satu Kitab ( Al Qur‟an) MS-Rasul dengan se-objektip2nya yaitu menjadi Pembina satu kehidupan seimbang, yaitu
apa dengan mana member ILMU untuk kalian dengan harapan bahwa Sa‟ah satu managementnya dalah satu Pelaksanaan dalam waktu demikian dekat”.
Demikianlah yang kita maksud Zakat satu Anggaran Berimbang menurut AQ dengan pembuktian Sunnah-Rasul, untuk Indonesia,jikalau benar di Indonesia 83% mengaku ber-IMAN maka pasti
harus demikian sehingga Pendapatan Negara setiap Tahun tanpa harus bersilat-lidah di DPR, pasti akan menghasilkan lebih banyak dari pendapatan yang pernah dicapai oleh Bangsa Indonesia.
Tetapi mengapa tidak pernah berlaku demikian di Indonesia yang katanya 83% ber-IMAN??
Kepada ajaran Tauhis, Fikhi kita mengajukan pertanyaan, jikalau demikian arti Zakat & Riba menurut AQ S-Rasul, Apakah didalam Riba satu sistim Perekonomian itu ada Zakat?.
Sebaliknya Apakah ada Zakat didalam Riba satu sistim perekonomian yang ber-anggaran dengan Pajak??
Untuk lebih lengkap maka mari kita ikuti lagi Zakat satu AnggaranPembiayaan.
b. Zakat satu Anggaran Pembiayaan.
Dalam hubungan dengan Surat At Taubah ayat 60, yang telah kita sitir, maka Zakat satu Anggaran Pembiayaan, hasil dari satu Anggaran Pendapatan, kita bagi menjadi ber-mata Anggaran sbb :
a). Seperdelapan (dari Zakat satu Anggaran Pendapatan adalah untuk penampungan Golongan Fakir.
b). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk pendapan Golongan Miskin.
c). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah penampungan Golongan Muallaf.
d). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk kebutuhan hidup para petugas Madinah-Munawwarah.
e). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk Rehabilitasi mereka yang sudah pailit ( Riqab).
f). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk rehabilitasi Golongan Gharimin.
g).Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk anggaran Fi Sabilillah.
h). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk Pembiayaan Ibnu-Sabil.
Demikianlah Zakat satu Sistim Perekonomian, satu Pembinaan Islam menjadi satu Kehidupan Ekonomi Mukmin/Muslim. Hasil yang demikian oleh Surat Al Hujarat : 10 menggambarkan demikian,
Artinya :
innamaa almu/minuuna ikhwatun fa-ashlihuu bayna akhawaykum waittaquu allaaha la'allakum turhamuuna
“Sebenarnya Orang yang Ber-IMAN denga AQMSR adalah, satu kehidupan bersaudara maka berbuat patuhlah kalian diantara sesama saudara2 kalian dengan AQMSR ini, ahirnya berbuat
patuhlah kalian denga Ajaran Allah MS-Rasul-NYA semoga kalian dengan yang demikian, akan mendapat satu kehidupan saling menghambur-kasih kapan sajapun”.
Ahirnya Surat Al Waaqi‟ah : 10 – 26 mengungkapkan kehidupan Zakat satu sistim Perekonomian, atau Pembina Islam menjadi satu kehidupan Mukmin/Muslim, demikian ,
Artinya :
waalssaabiquuna alssaabiquuna
(10). “Dan mereka yang Utama (para Nabi2 & yang ber-Iman dengan-nya) adalah orang yang Iman-nya membara.
ulaa-ika almuqarrabuuna
(11). “Yang demikian itu adalah orang yang berdarah-daging denganAQMSR-NYA.
fii jannaati alnna'iimi
(12). “Ujud kehidupan dengan AQMSR ini bagaikan Taman merindang kepuasan tiada tanding.
tsullatun mina al-awwaliina
(13). “Pendukung Al Quran MS-R dikurun-Pertama adalah lebih banyak dari sebelumnya”.
waqaliilun mina al-aakhiriinaa
(14). “Tetapi mereka yang demikian dibanding dengan kurun ke dua,hanya segelintir saja”.
'alaa sururin mawdhuunatin
(15). “Kehidupan dengan S-Rasul ini adalah suka-duka dipikul bersama”.
muttaki-iina 'alayhaa mutaqaabiliina
(16). “Kehidupan pendukung AQMSR ini adalah satu kehidupan saling memberi & menerima”.
yathuufu 'alayhim wildaanun mukhalladuuna
(17). “Mereka yang demikian Penaka Pelayan saling menghidang sama ber-pesta”.
bi-akwaabin wa-abaariiqa waka/sin min ma'iinin
(18). “Kehidupan AQMSR ini adalah ibarat hidangan dengan gelas bersusun yaitu teko berisi minuman, yakni piala berminuman memuas hadirin”.
laa yushadda'uuna 'anhaa walaa yunzifuuna
(19). “Kehidupan Mukmin dengan AQMSR ini mereka tiada mengicuh juga tiada berlaku nista”.
wafaakihatin mimmaa yatakhayyaruuna
(20). “Kehidupan Zakat satu sistim Perekonomian, Melimpah Panen memenuhi Selera”.
walahmi thayrin mimmaa yasytahuuna
(21). “Kehidupan Zakat satu sistim Perekonomian, membanjirkan daging menggemukkan bersama”.
wahuurun 'iinun
(22). “Kehidupan IMAN dengan AQMSR ini bagaikan tarian bersamab dibawah Pantulan Purnama Raja”.
ka-amtsaali allu/lui almaknuuni
(23). “Kehidupan Mukmin dan Muslim dengan AQMSR ini penaka Pantulan Permata saling kemilau didalam peraduannya”.
jazaa-an bimaa kaanuu ya'maluuna
(24). “Kehidupan Mukmin dan Muslim adalah hasil persiapan Pembinaan Iman-nya”.
laa yasma'uuna fiihaa laghwan walaa ta/tsiimaan
(25). “Kehidupan Mukmin dan Muslim dengan AQMSR ini bukanlah tanggapan sambil main juga bukan melacur kata”.
illaa qiilan salaaman salaamaan
(26). “Tetapi satu bisikan kalbu senandung bersama : “Hanya ISLAM” sajalah organisasi hidup satu2-nya!”.
Demikianlah Rattil Quran selayang pandang, bahasanya dan isinya satu ILMU, pokok2-nya saja, MS-R, sepuluh tahun terus menerus.Hasilnya dilanjutkan dengan shalat satu Pembinaan diri menjadi
hidup demikian, dinamakan Mukmin/Muslim, terus menerus selama tiga tahun, menghasilkan hijrah, yaitu berpindah dari yang dilarang menuju yang disuruh, terwujudlah Madinah Munawwarah.
Seterusnya dengan Zakat satu Sistem Perekonomian maka ajaran AQMSR diujudkan menjadi satu kehidupan perekonomian Mukmin.
Selanjutnya dengan Shaum satu pembinaan ketabahan maka nabi Muhammad saw. Bersama mereka
yang se-Iman dengannya menjadi bagaikan prajurit yang sudah ready-use in combat di medan Jihad
untuk memenangkan revolusi Kal Jasadi. NUR yakni AQMSR sudah menjadi segala segi kehidupan.
Akhirnya Shaum dari bulan Ramadhan semalam suntuk, meledaklah gaya-hidup NUR yakni AQMSR dari satu kenyataan hidup yang demikian membara menjadi satu demonstrasi Takbir, demikian(berdasar pokok2 Rattil diatas, kita terjemahkan) :
Artinya :
“Hanya Allah, dengan AQMSR ini satu2nya Pembina kehidupan lebih
agung” (di-ulang2 tiga kali dialun bersama).
Tidak ada Pembina abdi kehidupan apapun kecuali Allah, dengan AQMSR ini, satu2-nya Pembina kehidupan lebih agung.
Allah adalah Pembina kehidupan lebih agung, yaitu kehidupan saling sanjung hanyalah dengan ajaran AQMSR-NYA.
Allah, dengan AQMSR-NYA adalah Pembina kehidupan lebih agung tiada-tara.
Yaitu kehidupan saling sanjung menurut Allah dengan pembuktian MSR-NYA menjadi tiada tara, yaitu kesibukan berbuat dengan ajaran Allah MSR-NYA di waktu siang dan senja.
Tidak ada Pembina abdi kehidupan apapun kecuali Allah dengan AQMSR-NYA.
Maka kami tidak sedia mengabdikan diri kedalam satu kehidupankecuali menurut-Nya dengan se-tulus2-nya menurut mana Dinul ISLAM adalah satu2nya organisasi tiada tanding sekalipun yang
demikian mengakibatkan marahnya orang2 yang, atas pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, bersikap negatif terhadap kehidupan AQMSR kapan sajapun. Tidak ada Pembina abdi kehidupan apapun kecuali Allah, dengan AQMSR-NYA, satu2-nya pemersatu, DIA, dengan yang demikian,
telah membuktikan satu kepastian se-jujur2-nya.Yaitu DIA–dengan yang demikian-telah memenangkan abdi2 kehidupan yang demikian, yaitu memuliakan pe-nempur2-NYA dan
DIA –menurut yang demikian - yang telah membikin hancur musnah komplotan Zdulumat MS-Syayaathin Timur dan Barat bersama antek2-nya menjadi pemersatu satu2-nya.
Tidak ada Pembina abdi kehidupan apapun kecuali Allah dengan AQMSR-NYA adalah PEMBINA abdi kehidupan lebih agung demikian tenar”.
Begitulah Sunnah Rasul sehingga, sehabis Shalat Subuh, dipagi cerah akhirnya sambil terus mendemonstrasikan Takbir menyerbu ke lapangan untuk melakukan Shalat „Id dua raka‟at (tehniknya sama dengan Shalat lima waktu kecuali setelah komando Takbir pertama dan sebelum membaca Do‟a Iftitah ditambah dengann bacaan Takbir, seperti diatas, tujuh kali pada raka‟at pertama dan lima kali pada raka‟at kedua, dilakukan berjama‟ah) untuk membina diri menjadi terus hidup demikian. Akhirnya, setelah selesai Shalat, melakukan khutbah „Id satu pemantapan diri menjadi terus hidup demikian. Begitulah Takbir dan isinya MSR.
Kita kaji yang demikian, pokok2nya saja sekedar mencari ukurann pokok guna menjawab kenyataan „Idul Fitri, yang diterjemahkan menjadi Hari Raya berikut kenyataannya yang telah kita Konstatir
diatas. Dan berdasar hasil study kembali IDUL FITRI, MSR menjadi terbukti
bahwa kenyataan Lebaran atau Hari Raya sekarang ini, sebagai hasil ajaran Tauhid dan Fiqih, berikut demonstrasi takbir “Tuhan Gede”, adalah manifestasi Riba satu Sistem Perekonomian yang
berselubung ISLAM sehingga merusak sepenjuru kehidupan ekonomi diri dan bangsa se-umumnya.
Dan bahwa sebenarnya yang demikian satu manifestasi dari kerusakan IMAN yang, dimulai oleh politik jahat Mu‟awiyah dengan ekses2nya selanjutnya
a.l. ke Indonesia, terus menerus merusak untuk memusnahkan kemanusiaan ini.
Demikianlah IDUL FITRI Kembali Hidup Menurut Sistem Zakat sehingga, dengan dikeluarkan dalam bentuk Revisi ini, maka keluaran tahun 1969 dinyatakan dicabut kembali.
III. P E N U T U P.
1. Kesimpulan,
a. Sepenjuru permukaan bumi abad ke 21 sekarang ini sudah terjerumus kedalam kebudayaan / peradaban Barat yaitu dominasi Dzulumat MS-Sy Barat & Timur husus Riba satu sistim perekonomian yang membikin kehidupan ini menjadi demikian Jahannam. Tidak
urung golongan orang yang mengaku ber-iman oleh satu pengrusakan Iman dari permainan politik Mu‟awiyah yang telah merusak pengertian IMAN, ahirnya mereka menjadi berminyak
Islam diantara Air Riba satu sistim perekonomian Dzulumat MS-Sy Blok Barat & Timur.
b. Indonesia sebagai salah satu diantara sekian banyak bangsa2 Asia-Afrika adalah korban dari pengrusakan IMAN oleh politik Mu‟awiyah yang bermain Dzulumat MS-Sy & tampilnya bangsa2
Barat yang menjadi pendukung Dzulumat MS-Sy Barat & Timur menjajah seluruh Asia-Afrika & Indonesia, melalui penjajahan kebudayaan, politik & Ekonomi dengan sistim RIBA.
a). Resepsi Pantheisme Hindu Budha & Tauhid, Fikhi, Ahlak /Tashauf & berbagai mistik, sebagai unsure kebudayaan Timur, adalah faktor utama yang telah menjerumuskan bangsa Indonesia
kedalam kebudayaan aduk2an dengan Riba satu sistim perekonomian sehingga ujud sejarah indonesia menjadi tenggelam kedalam “huru-hara sepenjuru hidup” ( Chijyun fil hayatiddun‟ya).
b).Dominasi Idealisme ( Yahudisme-Kristenisme ) bersama Naturalisme ( yg Individualisme / Liberalisme dan Kolektipisme / komunisme ) sebagai unsur kebudayaan Barat adalah juga faktor
yang telah mengoyak-ngoyak Kemanusiaan Indonesia demikian rusaknya, lagi menjadi satu penjajahan kebudayaan / peradaban yang tiada-tara kejinya. Blok Timur maupun Blok Barat keduanya sama berkepentingan atas rusaknya kemanusiaan Indonesia seperti sekarang ini dan terus
berusaha untuk jangan berubah lagi. Generasi muda Indonesia dihadapkan satu tantangan “KERUSAKAN IMAN” sebagai faktor kerusakan hidup secara Fundamental.
2. Satu Jalan-keluar.
Jalan keluar satu2nya ialah bahwa, generasi muda, sebagai generasi penerus, harus tampil memperbaiki IMAN dari mana akan otomatis tercapainya perbaikan hidup yang memenuhi harapan kemanusiaan, seperti pokok2nya telah kita bentangkan diatas. dengan begitu mudah2an bangsa Indonesia hususnya & seluruh manusia umumnya dapat mencapai Hasanah didunia & Ahirat kelak.
#ket :
AQMSR = Al-Quran Menurut Sunnah Rasul
MS = Menurut Sunnah
Tidak ada komentar :
Posting Komentar