A s s a l a m u ' a l a y k u m . . . .

ahlan wa sahlan
mohon di koreksi bila ada yang salah
mudah2n bermanfa'at

Minggu, 11 Januari 2015

SURAH AL-MUZZAMMIL (73)

Yaa ayyuhal muzzammil
 
1. “Wahai yang berlaku dzulumat menurut sunnah syayathin”.


Qumil laila illa qaliilaa.
  
2. “Bangunlah diwaktu malam kecuali sedikit saja”.
  

 
Nishfahuu awin qush minhu qaliilaa.
   
3. “Setengahnya atau kurangi sedikit saja”.

Au zid ‘alaihi wa rattilil qur-aana tartiilaa.
    
4. “Atau lebihkan atasnya-2), maka rattil ( studilah) al-Qur’an menurut sunnah Rasul ini semantap-mantapnya”.


Innaa sa nulqii ‘alaika qaulan tsaqiilaa. 
            
5. “Sesungguhnya Kami, dengan rattil al-Quran menurut sunnah Rasul ini, akan menancapkan menjadi pandangan hidup kalian satu kalam yang berbobot .....”-3)


Inna naasyi-atal laili hiya asyaddu wathaw wa aqwamu qiilaa.
      
6. “ Sesungguhnya kesegaran malam itu adalah semudah-mudah pemantapan dan setangguh-tangguhnya penanggapan”.


Inna laka fin nahaari sabhan thawiilaa. 
         
7. “Sesungguhnya bagi kalian diwaktu siang itu ialah kesibukan yang tiada habis-habisnya”.

Wadz kurisma rabbika wa tabattal ilaihi tabtiilaa. 
        
8. “Maka, dengan rattil al-Qur’an menurut sunnah Rasul maka sadarlah diri : “Semoga kalian hidup sadar dengan Ilmu ( ajaran) pembimbing kalian lepaskan ikatan dengan selainnya selesai lepasnya”.


Rabbul masyriqi wal maghribi laa ilaahaillaa huwa fat tahidz-hu wakiilaa.
 
9. “(Dia), atas pilihan dzulumat menurut sunnah syayathin pembimbing blok timur dan blok barat. Maka tak ada pembina kehidupan apapun kecuali Iman dengan satu ajaran menurut sunnah Rasul-Nya, maka senangilah dia menjadi pembimbing kehidupan tiada tara”.


Wash bir ‘alaa maa yaquuluuna wah jurhum hajran jamiilaa. 
      
10.“Dan teguh bertahanlah kalian terhadap apa yang mereka, atas pilihan dzulumat menurut sunnah syayathin melontarkan berbagai ocehan dan tinggalkanlah mereka dengan sikap seindah-indahnya”.

Wa dzarnii wal mukadzdzibiina ulin na’mati wa mahhilhum qaliilaa. 
           
11. “Dan biarkanlah menjadi urusan-Ku, yaitu pelacur-pelacur ilmu yang memiliki serba kemewahan, dan biarkanlah mereka menghabiskan waktunya sedikit lagi”.


Inna ladainaa ankaalaw wa jahiimaa. 
         
12. “Sungguh menurut Kami, pilihan dzulumat menurut sunnah syayathiin itu, adalah penghancur kehidupan yaitu kehidupan jahannam tiada tara”.


Wa tha’aaman dzaa ghushshatiw wa’adzaaban aliimaa.
13. “Yaitu ibarat sejenis makanan menyumbat kerongkong, sehingga merupakan bencana hidup luar biasa”.

Yauma tarjuful ardhu wal jibaalu wakaanatil jibaalu katsiibam mahiilaa.
14. “Jalannya sejarah, dengan al-Qur’an menurut sunnah Rasul ini, adalah ibarat bumi dan gunung yang guncang segoncang-goncangnya sehingga gunung demi gunung menjadi hancur berterbangan porak poranda”.


Inaa arsalnaa ilaikum rasuulan syaahidan ‘alaikum ka maa arsalnaa illaa fir’auna rasuulaa.
15. “Sebenarnya Kami, dengan pembuktian al-Qur’an menurut sunnah Rasul, mengubah dari kalian seorang Rasul yang memberikan satu pembuktian atas hidup kalian, sebagaimana mahalnya Kami, dengan Taurat ms Musa, mengutus kepada Fir’un seorang Rasul juga”.


Fa ‘ashaa fir’aunur rasuula fa akhadz-naahu akhdzaw wabiilaa. 
   
16. “Maka Fir’un mengingkari Taurat menurut sunnah Musa, akhirnya Fir’un, atas pilihan dzulumat ms syayathin Kami hancurkan menjadi sehancur-hancurnya”.


Fa kaifa tattaquuna in kafartum yaumay yaj’alul wildaana syiibaa.
            
17. “Maka bagaimanakah kalian, dengan Rattil al-Qur’an menurut sunnah  rasul ini, bisa mencapai hidup patuh (iman) jikalaulah kalian masih saja bersikap negatif terhadap jalannya sejarah dengan al-Qur’an ms Rasul ini yang akan membikin semua produk dzulumat menurut sunnah syayathin itu menjadi bagaikan bayi beruban kepala”.


Assamaa-u munfathirum bihii kaana wa’duhuu maf’uulaa.
              
18. Seperti halnya semesta angkasa, pada Sa’ah Kubra, hancur berkeping-keping, begitulah janji-Nya dengan al-Qur’an menurut sunnah Rasul ini terhadap dzulumat ms syayathin pasti terlaksana”.

Inna hadzkiratuw fa man syaa-at takhadza ilaa rabbihii sabiilaa. 
            
19. “Sesungguhnya al-Qur’an menurut sunnah Rasul ini adalah satu pembina kehidupan sadar secara ilmiah, maka, siapa yang mau, dipersilakan menata kehidupan menurut ajaran pembimbingnya.

Inna rabbaka ya’lamu annaka taquumu adnaa min tsulutsayil laili wa nishfahuu wa tsulutsahuu wa thaa-ifatum minal ladziina ma’aka wallahu yuqaddirul laila wan nahaara ‘alima al lan tuhshuuhu fataaba ‘alaikum faq ra-uu maa tayassara minal qur-aani ‘alima an sa yakuunu minkum mardhaa wa aakharuuna yadhribuuna fil ardhi yabtaghuuna min fadhlillaahi wa aakharuuna yuqaatiluuna fii sabiilillaahi faq ra-uu ma tayassara minghu wa aqiimush shalaata wa aatuz zakaata wa aqridhullaha qardhan hasanaw wa maa tuqaddimuu li anfusikum min khairin tajiduuhu ‘indallaahi huwa khairaw wa a’zhama ajraw wa taghfirullaaha innallaaha ghafuurur rahiim. 
                
20. “Sebenarnya pembimbing kalianlah yang meng-ilmui-nya ( al-quran menurut sunnah rasul-Nya) sehingga kalian menjadi tegak berdiri (dimalam hari melakukan shalat) hampir dua pertiga malam atau setengahnya atau sepertiganya malam atau setengahnya atau sepertiganya dan segolongan orang yang mengikuti kalian yaitu Allah, dengan al-Quran menurut sunnah Rasul-Nya memberikan pasangan rancangan hidup, Nur Rasul dan dzulumat menurut sunnah syayathin, bagaikan siang dan malam dalam satu peredaran. Dia telah mengilmui al-Quran menurut sunnah Rasul-Nya, dengan harapan sangat agar kalian tidak menyeleweng dan atau melacurkannya. Akhirnya Dia, dengan Rattil satu persiapan iman dan shalat satu pembinaan iman, mengharap satu perubahan revolusioner atas hidup kalian. Maka pelajarilah dalam arti membentuk menjadi pandangan seberapa yang kalian sudah menguasai dari al-Quran menurut sunnah Rasul ini. Dia mengilmui al-Quran menurut sunnah Rasul-Nya dengan harapan, melalui rattil satu persiapan iman dan shalat satu pembinaan iman, dapat membikin sebagian kalian menjadi orang yang maunya padu dengan maunya Allah dengan al-Quran menurut sunnah Rasul-Nya. Dan sebagian lagi menjadi yang bergerak dibidang penataan hidup dipermukaan bumi ini guna mencapai menurut nilai-nilai yang telah ditentukan oleh Allah menurut sunnah Rasul-Nya. Dan yang terakhir menjadi yang bergerak dibidang pertahanan-keamanan untuk mempertahankan tatanan kehidupan dengan ajaran Allah menurut sunnah Rasul-Nya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Translate